Baru-baru ini perusahaan venture capital yang bermarkas di Singapura dan San Fransisco, Golden Gate Venture merilis laporan terbaru mengenai exit strategy dari startup di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Dalam laporannya Golden Gate Venture memprediksi kenaikan tajam dari Merger dan Akuisisi yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Setidaknya akan ada minimal 250 startup setiap tahunnya dimulai dari tahun 2020 yang akan memilih melakukan exit strategry Merger dan Akuisisi dibandingkan IPO.
Angka ini sangat fantastis yakni meningkat hingga 500% bila dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor yakni kebijakan pemerintah yang cenderung melakukan proteksi, banyaknya pendanaan oleh intuisi hingga pemain global yang melakukan ekspansi pasar ke Asia Tenggara.
Apa yang terjadi di regional ASEAN nampaknya sangat berlawanan dengan apa yang umunya terjadi dengan kiblat startup dunia, Silicon Valley. Banyak para founder startup di ASEAN yang menganggap bahwa IPO masih belum menjadi pilihan menarik karena kecilnya return yang diterima. Mereka lebih memilih menjual asetnya baik secara sebagian ataupun penuh demi mendapatkan return yang instan. Salah satu contoh startup besar Indonesia yang telah melakukan exit strategy ini adalah Tokobagus dan Berniaga yang sebelumnya melakukan merger baru kemudian di akuisisi oleh OLX.
Sementara itu bila menilik ke Silicon Valley, USA pilihan exit strategy IPO menjadi primadona para pelaku Startup di sana. Para entrepreneur startup dan investor percaya bahwa exit yang sukses bila melibatkan IPO, ketika terjadi return finansial yang dihasilkan dari NASDAQ. Sedangkan yang terjadi di ASEAN sebaliknya, pilihan menjual aset melalui merger dan akuisisi menjadi pilihan yang menarik karena umumnya memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan IPO. Terutama bila pihak peng-akuisisi memiliki strategic interest di reginoal tersebut.
Leave a Reply