“Kalau cinta sudah diperjuangkan, niscaya, akan berbuah manis di jangka panjang.” Kalimat ini saya tujukan untuk motor Honda Scoopy saya yang saat ini sudah entah kemana.
Barang mahal pertama yang mampu saya beli dengan uang hasil keringat saya sendiri. Setahun lebih saya menabung dari hasil banting tulang di Blanja.com, tempat pertama saya terpapar digital marketing secara profesional untuk meminang scoopy berbadan semog tersebut.
Dan tulisan ini saya dedikasikan untuk scoopy yang saya beri nama herbunbun karena badannya yang mbulet retro dipadukan dengan ban 12 inch yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
Kurang lebih hampir 5 tahun Scoopy tersebut menemani keseharian saya. Saya merasa sudah kadung nyaman sama Honda Scoopy berwarna merah tersebut. Bagi saya, pada saat itu menjaga motor matic bergaya retro untuk tetap nyaman menjadi sebuah bukti kalau cinta itu memang harus diperjuangkan. Ini namanya setia sama pasangan. Jomblo can’t relate, minggir dulu, please.
Yups, Honda Scoopy kelahiran 2016 memang terkenal dengan berbagai kekurangan. Maklum, di varian ini AHM memtuskan untuk mengubah secara total tampilan Scoopy. Dan selama saya menggunakan herbubun setidaknya ada beberapa hal yang perlu diimprove untuk meningkatkan performanya.
Dimulai dari mesinnya, dirangkum dari Oto.com jantung mekanis 110 cc 1-silinder Scoopy nyatanya hanya mampu melontar tenaga di level 9,1 PS/7.500 rpm dengan torsi 9,4 Nm/6.000 rpm. Jumlah ini lebih rendah dari milik rivalnya, Yamaha Fino. Maklum, mesinnya lebih besar, 125 cc. Apalagi Scoopy punya bobot lebih berat dari Fino. Harusnya defisit di atas kertas ini berefek pada performa Scoopy, yang tak lebih baik dari Fino.
Kedua, adalah ukuran velag-nya yang hanya 12 inci! Secara tampilan, memang velg ini membuat tampilan Scoopy terlihat lebih unyu. Namun bagi saya yang suka touring, hal ini menjadi kendala. Setidaknya 2 kali saya terjatuh karena ban Scoopy yang kecil tersebut terasa tak stabil saat menghajar lubang jalan.
Walaupun Honda sempat mengklaim, ukuran veleg ini tak mempengaruhi diameter rodanya secara keseluruhan ataupun ground clearance. AHM sempat menyebut, berkat profil ban yang besar 100/90 (depan) dan 110/90 (belakang), lingkar roda utuhnya mirip dengan roda 14 inci. Namun sungguh, dari pengalaman saya pribadi itu tak berpengaruh 🙁
Namun dibalik kekurangan tentu ada kelebihan. Kelebihan Honda Scoopy, antara lain suspensi yang empuk, indikator bensin dan speedometer digital, bagasi di bawah jok yang cukup luas dikelasnya, dan karena ini Honda, mesinnya bandel lurr.
Lalu apakah bensinnya boros? Saya masih setia sama anggapan kalau boros tidaknya bensin bergantung sama pemakaian. Istilahnya bisa boros buat kamu, tapi biasa saja buat saya.
Buat gambaran, rumah saya ada di Bekasi Barat. Tempat kerja saya pada saat itu adalah sebuah e-commerce BUMN yakni Blanja.com yang berlokasi di Pancoran, Jaksel. Setiap hari, sekali jalan, saya menempuh kurang lebih 25 kilometer. Berarti, pulang dan pergi mengajar, saya melahap 50 kilometer. Kita bulatkan saja biar gampang.
Saya mengisi bensin setiap 3 atau 4 hari sekali. Pertamax Rp40 ribu rupiah saja pada waktu itu. Untuk Sabtu dan Minggu, saya ada di rumah namun terkadang saya pakai waktu di weekend tersebut untuk touring santai ke Puncak, Bogor yang jaraknya pulang pergi sekitar 150km. Jadi, dalam satu minggu, saya bisa 6 kali bolak-balik 60-an kilometer. Apakah ukuran seperti itu bisa dibilang boros bensin? Kalau saya, sih, malah hemat, kok.
Ada yang bilang saya bisa irit karena jarang sekali ngebut. Nah, ini saya nggak tahu hitungannya gimana. Namun, kalau pakai motor Honda, Scoopy salah satunya, paling enak memang jalan 60 sampai 70 km/jam saja. Jalan santai, sesekali saja ngebut buat nyalip mobil yang secara serampangan pindah ke jalur kiri jalan.
Honda Scoopy, dan semua produk Honda lainnya, terutama kelas matic ya, paling enak buat jalan santai. Mesinnya halus, tarikannya responsif jadi bikin lancar banget, suspensi enak. Dan yang pasti, semua komponen jadi awet. Soal komponen, Honda Scoopy memang jadi wujud nyata cinta perlu diperjuangkan. Memang butuh beberapa penggantian onderdil supaya napas tetap panjang.
Namun secara keseluruhan saya sangat puas dengan motor ini. Honda Scoopy yang saya “perjuangkan” yang telah memberi kontribusi kepada dompet secara signifikan. Nggak boros bensin dan perawatan yang minimal. Kalau cinta sudah diperjuangkan, niscaya, akan berbuah manis di jangka panjang. Ohhh sungguh saya sangat merindukan herbunbun….
Leave a Reply